PEMBAHASAN
Banyak
jenis bahan makanan yang dapat dibuat dari
bahan baku susu, di antaranya adalah keju. Keju merupakan sebuah makanan
yang dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses
pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan
bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut
nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara.
Keju mengandung banyak
nutrisi yang sama dengan susu, yaitu protein, lemak, kalsiumdan vitamin. Satu
pon keju memiliki protein dan lemak yang sama jumlahnya dengan satu gallon
susu. Akan tetapi cara pengolahan susu menjadi keju terkadang dapat menyebabkan
terjadinya perubahan nilai gizinya, yang sebagian besar tidak diinginkan. Zat
gizi yang terkandung dalam susu akan rusak pada sebagaian besar proses
pengolahan karena sensitive terhadap pH, oksigen, sinar dan panas atau
kombinasi diantaranya.
·
PROSES
FERMENTASI KEJU
Pembuatan keju adalah proses yang dilakukan untuk mengolah susu hingga menjadi berbagai jenis keju. Pembuatan keju pada dasarnya sama walaupun ada ratusan
jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia.
Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan
("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis makanan yan dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses
pemanasan susu. Ada lima tahapan utama dalam pembuatan keju :
1. Pasteurisasi : Pasteurisasi
susu: dilakukan pada susu 70°C, untuk membunuh seluruh bakteri pathogen.
2. Pengasaman Susu
dipanaskan agar bakteriasam laktat, yaitu Streptococcus dan Lactobacillus dapat tumbuh dengan baik. Bakteri-bakteri ini memakan laktosa pada susu dan merubahnya menjadi asam laktat. Saat
tingkat keasaman meningkat, zat-zat padat dalam susu (proteinkasein, lemak, beberapa vitamin dan mineral)
menggumpal dan membentuk dadih.
3. Pengentalan : Bakteri rennet ditambahkan ke dalam susu yang dipanaskan
yang kemudian membuat protein menggumpal dan membagi susu menjadi bagian cair (air dadih) dan padat (dadih). Setelah dipisahkan, air dadih kadang-kadang
dipakai untuk membuat keju seperti Ricotta dan Cypriot hallumi namun biasanya
air dadih tersebut dibuang. Dengan bantuan sebuah alat yang berbentuk seperti
kecapi, dadih keju dihancurkan menjadi butiran-butiran. Semakin halus dadih
tersebut maka semakin banyak air dadih yang dikeringkan dan nantinya akan
menghasilkan keju yang lebih keras.
Rennet mengubah gula dalam susu menjadi asam dan protein yang ada menjadi
dadih. Jumlah bakteri yang dimasukkan dan suhunya sangatlah penting bagi
tingkat kepadatan keju. Proses ini memakan waktu antara 10 menit hingga 2 jam,
tergantung kepada banyaknya susu dan juga suhu dari susu tersebut.
Sebagian besar keju menggunakan rennet dalam proses
pembuatannya. Namun zaman dahulu ketika keju masih dibuat secara tradisional,
getah daun dan ranting pohon ara digunakan sebagai pengganti rennet.
4.
Pengolahan dadih : Setelah pemberian rennet, proses selanjutnya berbeda-beda. Beberapa keju lunak
dipindahkan dengan hati-hati ke dalam cetakan. Sebaliknya pada keju-keju
lainnya, dadih diiris dan dicincang menggunakan tangan atau dengan bantuan
mesin supaya mengeluarkan lebih banyak air dadih. Semakin kecil potongan dadih maka keju yang dihasilkan
semakin padat.
5.
Persiapan
sebelum pematangan
Pencetakan
Saat dadih mencapai ukuran optimal
maka ia harus dipisahkan dan dicetak. Untuk keju-keju kecil, dadihnya
dipisahkan dengan sendok dan dituang ke dalam cetakan. Untuk keju yang lebih
besar, pengangkatan dari tangki menggunakan bantuan sehelai kain. Sebelum dituang ke dalam cetakan, dadih tersebut
dikeringkan terlebih dahulu kemudian dapat ditekan lalu dibentuk atau diiris.
Penekanan
Keju haruslah ditekan sesuai dengan tingkat kekerasan
yang diinginkan. Untuk keju lunak, penekanan
biasanya tidak dilakukan karena berat dari keju tersebut sudah cukup berat
untuk melepaskan air dadih. Begitupun halnya dengan keju iris, berat dari keju
tersebut menentukan tingkat kepadatan yang diinginkan. } Meskipun demikian,
sebagian besar keju melewati proses penekanan. Waktu dan intensitas penekanan
berbeda-beda bagi setiap keju.
Pengasinan
Setelah keju dibentuk,dilakukan penambahan garam agar keju tidak terasa tawar. Keju dapat diasinkan
dengan empat cara yang berbeda. Bagi beberapa keju, garam ditambahkan langsung
ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan
garam pada bagian kulit keju. Hal ini menyebabkan kulit keju terbentuk dan
melindungi bagian dalam keju agar tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar
diasinkan dengan cara direndam dalam air garam. Perendaman keju bisa
menghabiskan waktu berjam-jam hingga berhari-hari. Cara yang terakhir adalah
dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam. Selain memberikan
rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan,
melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju
ketika memasuki proses maturasi.
6.
Pematangan
Pematangan
(ripening) adalah proses yang mengubah dadih-dadih segar menjadi keju
yang penuh dengan rasa. Pematangan disebabkan oleh bakteri atau jamur tertentu
yang digunakan pada proses produkso. Karakter akhir dari keju banyak ditentukan
dari jenis pematangannya. Selama proses pematangan, keju dijaga agar berada
pada temperatur dan tingkat kelembaban tertentu hingga keju siap dimakan. Waktu
pematangan ini bervariasi mulai dari beberapa minggu untuk keju lunak hingga
beberapa hari untuk keju keras seperti Parmigiano-Reggiano.
o Teknik khusus
Beberapa teknik dapat
dilakukan sebelum proses pematangan untuk mempengaruhi tekstur dan rasa akhir
keju:
- Peregangan (Stretching)
Dadih diusung dan lalu
diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut.Contoh keju
yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella
dan Provolone.
- Cheddaring
Dadih yang sudah dipotong
kemudian ditumpuk untuk menghilangkan kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling
untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang mengalami proses ini adalah keju Cheddar
dan Keju Inggris lainnya.
- Pencucian
Dadih dicuci dalam air
hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan menjadikannya keju yang rasanya
lembut. Contoh keju melewati proses pencucian adalah keju Edam, Gouda,
dan Colby.
- Pembakaran
Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan
hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133 °F) yang kemudian
mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih keras
teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning).
Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah Emmental, Appenzell
dan Gruyère.