KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah yang senantiasa melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada kita sekalian, sehinga dalam kehidupan kita dapat
berkarya serta melaksanakan tugas dan kewajiban dibidang masing – masing.
Semoga kita semua selalu mendapat petunjuk dan perlindungan-Nya sepanjang masa.
Dan dalam pada itu dengan izin-Nya, Dengan niat dan tekad penyusun untuk
menyelesaikan penyusunan “Laporan
Praktikum” mata kuliah pengujian indrawi
Selanjutnya pada kesempatan ini penyusun setulus hati
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada ibu Dr Vita. N lawalata ,Sp ,Msi . yang telah membimbing dan memberikan
ilmu pengetahuan khususnya mata kuliah pengujian indrawi .
Laporan ini
disusun dengan bahasa sederhana berdasarkan berbagai literatur bahas. Kendati
demikian, tak ada gading yang tak retak. Penyusun menyadari bahwa dalam laporan
ini terdapat kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu penyusun terbuka dengan
senang hati menerima kritik dan saran yang konstruktif dari semua pihak demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhirnya,
penyusun berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak,
dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan pengujian indrawi .
Penyusun
Ambon
, 03 desember 2012
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Uji sensoris merupakan disiplin ilmu yang mempelajari
identifikasi, pengukuran, analisis dan interpretasi sifat sensoris atau atribut
bahan pangan atau bahan lain yang diterima sensasinya oleh indra penglihat,
pencecap, pembau, peraba dan pendengar. Kuliah ini didukung oleh praktikum.
Ada tiga hal utama yang dibahas dalam mata kuliah ini, pertama
adalah proses penginderaan yang menjelaskan mekanisme pencecapan (gestation),
pembauan (olvaction), penglihatan (vision) dan perabaan – persepsi tekstur,
dimulai dari adanya rangsangan/stimuli sampai timbulnya respon. Kedua menjelaskan
bagaimana cara menilai sifat sensoris bahan pangan yaitu flavor meliputi cecap
dan odor; ketampaan mencakup warna, bentuk, ukuran dan cacat; serta sifat
tekstural yang mencakup sifat mekanis, geometris dan orientasi partikel. Ketiga
adalah membahas analisis secara sensoris yaitu pemilihan dan penggunaan tipe
tipe pengujian disesuaikan dengan tujuannya yaitu untuk penelitian,
pengembangan produk, atau pengendalian mutu.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
·
Untuk
mendapatkan gambaran yang utuh tentang karakteristik produk.
·
Menilai
dan menganalisis sifat sensorik secara keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Penilaian
organoleptik adalah cara penilaian karakter mutu suatu bahan makananan dan
minuman menggunakan panca indera. Indera yang digunakan untuk menilai bergantung pada karakter yang akan dinilai. Biasanya yang
digunakan adalah indera pencicip di rongga mulut dan pencium di rongga hidung.
Indera pencicip berfungsi untuk mrnilai cicip (taste) dari suatu
makanan. Di permukaan rongga mulut terdapat lapisan yang selalu bahsah yang
terdapat sel-sel peka. Sel-sel
peka ini mengumpul membentuk susunan yang disebut putting pencicip.
Masing-masing
putting pencicip biasanya hanya peka terhadap rasa tertentu, tetapi
kadang-kadang juga responsif terhadap beberapa rangsangan cicip. Putting pencicip manusia hanya dapat
membedakan empat cicip dasar yaitu manis, pahit, asam, dan asin. Diluar keempat
cicip dasar itu puting pencicip tidak terangsang atau responsive. Tetapi
beberapa peneliti menganggap rasa metalik dan rasa gurih juga hasil
penginderaan putting pencicip (Rahardjo, 1998)
Putting
pencicip peka terhadap zat kimia yang menghasilkan rangsangan. Kepekaan
berturut-turut adalah pahit, asam, asin dan manis. Kepekaan indera dipengaruhi
banyak factor, misalnya pencicipan paling peka pada pagi hari (pukul 9 – 10).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
I.
Tempat
dan waktu praktikum
Praktikum
dilakukan dilaboratorium teknologi hasil pertanian universitas pattimura Ambon
mulai hari jumat 29 november 2012 .
II.
Bahan
dan alat
·
Alat-alat yang digunakan adalah
:
o
Piring
kecil.
o
Sedok
o
Format
isian
o
Wadah
kecil
o
Tisu.
o
Alat
tulis.
·
Bahan-bahan
yang digunakan adalah :
o
Susu
cair ( dancow)
o
Jelly
o
Kripik
III.
Prosedur kerja
·
Metode
sebagai panelis
ü Mengisi identitas diri pada format
isian.
ü Melakukan pengujian terhadap atribut mutu.
ü Diisi format isian.
ü Mengumpulkan format kepada penguji.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil pengamatan
ü Uji
pengenalan sifat indrawi susu
Kekentalan
|
Aroma
(pembauan & pencium
|
Rasa
|
||||||
|
|
|
||||||
|
|
|
||||||
|
|
|
o
Setelah dapat mengenali sifat produk , deskripsikan sifat –
sifat berikut :
Susu kental
Pada
uji kekentalan pada beberapa susu ada tiga pengenceran, dari tiga pengenceran yang sangat kental pada kode 113 bisa dilihat
secara visual yaitu pada saat diambl sedok lalu menimba susu lalu teteskan
kebawah pasti lama untuk susunya menetes
dari sedok , sedangkan yang sedang
adalah kode 112 dan paling encer pada
kode 111 karena dilihat dari sisi fisik yaitu pada saat ditetes susu tersebut
menetes dengan cepat ke bawah .
Bau atau aroma
Pada
uji bau atau aroma pada beberapa susu disini ada tiga pengenceran yang diambil
, dari tiga pengenceran ini ada paling
bau kental pada kode 113 karena baunya lebih tayam dari kode yang lain ,
sedangkan yang sedang pada kode 112 . dan yang bau yang encer adalah kode 111
karena bau atau aroma tidak terlalu terasa sama sekali.
Rasa susu
Rasa pada susu ini pada tiga pengenceran hal dilakukan dengan mencicipi , dari semua
pengenceran yang diambl yang terasa
kental ada pada kode 113 karna kental lebih terasa pada saat di rasa dalam
lidah kita . sedangkan yang sedang ada pada kode 112 , dan yang paling encer
pada kode no 111 mengapa dengan demikian karena tidak ada rasa sama sekali .
ü uji pengenalan sifat indrawi kripik
Tekstur
(kemudahan
patahan)
|
Kerenyahan
(Digigit dan dengarkan )
|
Kecemerlangan
warna
(Visual
)
|
||||||
|
|
|
||||||
|
|
|
||||||
|
|
pucat
|
o
Setelah dapat mengenali sifat produk , deskripsikan sifat –
sifat berikut :
Keripik keras
Keripik ini ada dua
tingkat kerenyahan ,keripik ini yang paling keras pada kode 212 karena pada
saat dikeripik dipatahan terasa lebih keras dari pada kode yang lain ,
sedangkan yang sedang itu pada kode 213 karena mudah dipatahkan .
Keripik renyah
Keripik ada dua tingkah
kerenyahan , keripik ini dirasakan dengan cara digigit dan didengar , ini sini
yang paling renyah adalah pada kode 213 karena pada saat digigit itu tersa ranyah
dan juga kedengaran terasa renyah sakali sedangkan
yang sedang saja ada kode 212 .
Keripik cemerlang
Pada penilaian ini
dilihat secara visual dimana melihat pada warna cemerlang pada produk keripik ternyata
ada kode 212 karna lebih cemerlang dari kode 213 .
ü Uji pengenalan sifat indrawi jelly
Kekerasan
|
Kelembutan
(moodfeel
)dan perabaan dengan pencicipan
|
||||
|
|
||||
|
|
||||
|
|
Setelah dapat
mengenali sifat produk , deskripsikan sifat – sifat berikut :
Kekerasan jelly
Pada produk jelly yang
paling sangat terasa kekerasan pada kode 313 karena saat dipijit terasa sekali
pada kode 314 pada kode 314 hanya sedang saja .
Kelembutan jelly
Pada kelembutan
dirasakan pada saa diraba itu terasa pada kulit tangan kita pada kode 313
sedangan pada kode 314 hanya sedang saja .
B.
Pembahasan
Uji deskripsi digunakan untuk mendapatkan gambaran yang utuh
tentang karakteristik suatu produk. Oleh sebab itu, pada uji ini banyak sifat
yang sensorik yang dinilai dan dianalisis secara keseluruhan. Sifat-sifat
sensorik yang dipilih adalah terutama yang paling relevan terhadap mutu atau
yang paling peka terhadap perubahan mutu suatu komoditi. Sifat-sifat sensorik
mutu ini disebut atribut mutu. Misalnya keketalan , kerenyahan ,
kelembutan , tekstur , warna, bau dan lain-lain.
Kekurangan atau kelemahan dari uji deskripsi di antaranya
adalah membutuhkan panelis yang memiliki konsentrasi tinggi dan juga
kepekaannya. Biasanya sudut antara dua garis radial sama dengan ditetapkan
dengan cara membagi sudut keliling dengan jumlah atribut mutu.
Setiap jenis makanan yangdiujikan
ini mempunyai beberapa karakteristik yang dapat diuji secara organoleptikdengan menggunakan indra pencicip, pencium,
pendengaran, perabaan dan penglihatan. Dimana sifat-sifat indrawi
tersebut sagat spesifik untuk setiap jenis produk yang diujikan ini.
Karakteristik makanan padat dan karakteristik makanancair mempunyai persamaan
yaitu pada penciuman (pembauan) dan Pencicipan.Karena yang diujikan sama saja walapun bentuk fisiknya berbeda.
Pengujian dilakukan
pada masing-masing sampel dengan dilakukan
pengamatan berdasarkan penglihatan, penciuman atau pembauan, perabaan dan
pencicipan.Pada uji penglihatan ini berfungsi untuk menngenali adanya
benda-bendadisekeliling kita, indra penglihat merupakan alat tubuh yang
terpenting. Demikian juga untuk menilai karakteristik makanan padat dan
karakteristik makanan cair sama-sama
menggunakan penglihatan. Tetapi pada karakteristik makanan padat inikarakteristiknya
yang diuji adalah bentuk, ukuran, warna dan keseragaman warna.Sedangkan
karakteristik makanan cair ini yang diuji adalah warna, jernih, keruh,kental,
dan encer. Pada warna ini merupakan karakteristik yang paling cepat danmudah memberi kesan tetapi paling sulit diberi
deskripsi dan suit cara pengukurannya oleh karena itu penilian
secara subyektif dengan penglihatan masihsangat
menentukan dalam penilaian bahan yang digunakan.Berdasarkan hasil pengamatan
berdasar penglihatan, masing-masing sampel padat/setengah padat
memiliki kenampakan yang berbeda-beda sesuai dengankarakteristik masing-masing sampel. Bentuk dan ukuran sampel yang
diamatimemiliki bentuk dan ukuran
yang standar dan tidak terdapat penyimpangan. Warnayang tampak pada
masing-masing sampel sesuai dengan kekhasan produk tersebut.Keseragaman
warna pada masing-masing sampel relatif sesuai dengan persepsi panelis.
Sedangkan sampel makanan cair memiliki karakteristik kenampakan yang sesuai dengan deskripsi masing-masing
produk.Pengujian pembauan ini sebut juga pencicipan jarak jauh karena panelis
inimengenal enaknya mkanan yang belum terlihat hanya dengan mencium baunya dari jarak
jauh. Mekanisme pembauan lebih sedikit diketahui oleh panelis
dibandingkan pencicipan, karena kepekaan pembauan lebih tinggi
dibandingkan pencicipan.Dalam pengujian indarwi ini bau lebih kompleks
dari pada rasa, bau(aroma), dan suatu produk dapat diamati baik dengan
membau maupun dengan merasakan Bau pada
makanan yang diuji memiliki berbagai macam perbedaan, bau ini sangat
dipengaruhi oleh adanya komponen bahan makanan yang bersifat volatildan memiliki karakteristik yang berbeda untuk
setiap makanan.
BAB
V
PENUTUP
1.
KESIMPULAN
o
Uji
deskripsi merupakan uji yang digunakan untuk menentukan sifat dan intensitas
perbedaan tersebut.
o
Kelompok uji ini membutuhkan panelis yang terlatih
atau berpengalaman karena dalam uji ini panelis harus dapat menjelaskan
perbedaan antara produk-produk yang diuji.
o
Uji
deskripsi ini digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik sensori yang
penting pada suatu produk dan memberikan informasi mengenai derajat atau
intensitas karakteristik tersebut.
o
Atribut mutu yang diuji pada percobaan kali
ini adalah mengenai warna, rasa manis awal dan akhir, rasa berpati, kerenyahan,
rasa susu, dan asin. Atribut mutu tersebut diuji dengan cara penilaian
organoleptik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar